TEH BERBAHAYA UNTUK - ADITYA NUR HIDAYAT

ADITYA NUR HIDAYAT

PHOTHOGRAPHER, DESIGNER, TEACHER.

test banner

Post Top Ad

Responsive Ads Here

09/11/25

TEH BERBAHAYA UNTUK

Dua hari halaman tak tersentuh sapu, pagi jadi sedikit berantakan.

Namun aroma teh buatan istri membuat semuanya terasa lebih bersemangat.

Hari libur harus tetap gerak.

Teh (Dan kopi) juga merupakan suguhan universal untuk tamu atau kerabat ketika berkunjung ke rumah. 

Beberapa kali saya bertamu Dan bawa bocil, ketika bapaknya disuguhin kopi, mostly people akan menawarkan teh untuk si kecil.

Meski terlihat sederhana dan sering dianggap “minuman sehat”, teh ternyata tidak cocok untuk bayi dan anak kecil. Bukan karena racun, tapi karena zat di dalam teh dapat mengganggu penyerapan gizi penting yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang.

Teh kaya akan tanin, sejenis polifenol yang bisa mengikat zat besi di saluran pencernaan.

Akibatnya, zat besi dari makanan (seperti sayur, daging, atau susu formula) tidak terserap sempurna oleh tubuh.

Teh juga mengandung kafein, walau dalam kadar lebih rendah dari kopi.

Pada anak-anak, dosis kecil saja bisa berdampak besar, karena berat badan mereka jauh lebih ringan.

Akibatmmnya ya. Tidur menjadi lebih pendek dan tidak nyenyak; Tubuh sulit memulihkan energi; Hormon pertumbuhan (growth hormone) yang aktif saat tidur malam jadi tidak optimal

Kalau ini berlangsung terus-menerus, anak bisa kekurangan kalori dan mikronutrien penting yang dibutuhkan untuk tumbuh tinggi dan kuat.

 

bisa cek di vt dokter anak ini deh, katanya sih boleh diatas 4 Tahun dengan dosisnyang sangat terbatas.

 https://vt.tiktok.com/ZSyCfxUAG/

 

Kalau di jurnal international malah tidak boleh diberikan sama sekali hingga 12 Tahun.

“There is no proven safe dose of caffeine for children under 12 years. Children and adolescents should avoid energy drinks, coffee, and tea containing caffeine.” - AACAP, 2018

“Caffeine intake among school-aged children is associated with shorter sleep duration and behavioral disturbances.” - Watson et al., 2017

 

How?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here